Pemandangan dari 1004 sawah kecil di lereng curam di sepanjang pantai adalah indah, dan itulah salah satu yang membuatnya terkenal di antara banyak sawah di Jepang. Shiroyone Senmaida terpilih sebagai salah satu dari "Japan Top 100 Terraced Rice Paddies" dan secara nasional ditetapkan sebagai "Special Place of Scenic Beauty".
Sawah Shiroyone Senmaida di Jepang sekarang telah masuk dalam Guinness Book of World Records dan terdaftar sebagai Warisan Sistem Pertanian Dunia tahun lalu, mengukuhkan status mereka sebagai situs yang unik dan dihargai.
Terletak di Noto Peninsula, yang kaya akan keberagaman dengan iklim yang relatif hangat, sawah-sawah berbaring di atas lereng curam dengan latar belakang Laut Jepang.
Luas permukaan rata-rata untuk 1 sawah hanya sekitar 20 meter persegi. Orang mengunjungi Senmaida akan senang dengan pemandangan dari banyak lapisan dari 1004 sawah kecil di lereng curam dengan luas 3,8 hektar. Karena ukuran dan berbagai bentuk kecil sawah, tidak ada mesin dapat digunakan untuk pertanian dan oleh karena semua pekerjaan harus dilakukan dengan tangan, tidak seperti sawah yang normal di dataran.
Di siang hari, hijaunya sawah membuat kontras yang indah dan cerah dengan latar belakang laut biru. Di senja hari, sinar dari matahari terbenam akan tercerminkan dengan indah di sawah dan menjadikannya tempat yang ideal untuk fotografi. Pemandangan tradisional dan indah dari Jepang juga populer di kalangan wisatawan internasional dalam beberapa tahun terakhir.
Di malam hari saat Acara Tahunan Senmaida Light Up (Aze ada Kirameki) yang adalah salah satu acara pencahayaan yang terbaik dan paling terkenal, sawah akan menyala dengan 21.000 LED surya setiap malam dari pertengahan Oktober sampai pertengahan Maret. Lampu LED, masing-masing ditempatkan dengan tangan oleh relawan lokal, berubah warna setiap 30 menit. Dengan sawah berubah warna dari merah muda ke kuning dengan latar belakang laut, mereka benar-benar sesuatu yang indah untuk dilihat.
Seluruh daerah ini secara berkelanjutan menyediakan habitat untuk berkembang biak bagi banyak organisme, dan beberapa spesies yang terancam punah.
Metode pertanian tradisional yang digunakan, termasuk pengeringan padi di panggung kayu, adalah sebagian alasan yang menyebabkannya menjadi situs yang dilindungi.
Penduduk setempat di daerah ini menjalani hidup dengan hanya sedikit perubahan selama bertahun-tahun. Dan sekarang masyarakat bekerja sama untuk mempertahankan lanskap dan tradisi yang telah bertahan selama berabad-abad dari generasi ke generasi.
Mereka menerapkan inisiatif baru yang bertujuan untuk memerangi dampak perubahan iklim dan melestarikan keanekaragaman hayati di semenanjung untuk generasi mendatang.
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar