Pasar Bubrah Merapi
Gunung Merapi memiliki pasar setan yang dikenal dengan Pasar Bubrah, terletak di dekat pos IV sebelum bibir kawah, karena letaknya dekat dengan kawah aroma belerang amat terasa sebelum kita menuju puncak gunung merapi atau puncak garuda.Pasar Setan Gunung Sumbing
Pasar Setan di Gunung Sumbing terdapat diatas bukit genus sekitar 2 jam perjalanan melewati tanjakan terjal sebelum pos Pasar Watu dan dikenal dengan nama Peken Setan. Kawasan pestan ini banyak di tumbuhi rerumputan dan jarang sekali terdapat pepohonan yang tinggi. Sehingga seringkali terjadi badai dan disarankan tidak mendirikan tenda disini.Pasar Setan Gunung Merbabu
Jika di Gunung Merbabu, pasar setan terletak sebelum puncak Kentheng songo. Tempat ini datar dan lumayan luas. Jika di perhatikan adalah sebelah selatan dan utaranya adalah sebuah jurang yang cukup dalam.Pasar Setan Gunung Lawu
Di Gunung Lawu memiliki mitosnya sendiri seperti kebanyakan gunung-gunung lainnya. Jika kita mendaki melalui jalur Cemoro Kandang maka kita akan melewati sebuah kawasan yang sering disebut-sebut sebagai pasar setan. Konon, jika kita mendengar suara “bade tumbas nopo dek?” (Mau beli apa dik?), Maka kita diharuskan membuang apapun yang ada disekitar kita misalnya dedaunan, batu, dll dimaksudkan sebagai pertanda jual-beli.Pasar Setan Gunung Argopuro
Gunung Argopuro juga memiliki kawasan Pasar Setan. Julukan ini yang diberikan oleh penduduk setempat memang pantas dan layak, karena pada siang hari terdengar suara berisik layaknya sebuah pasar. Tepatnya di antara Cikasur menuju Cisentor dan Rawa Embek, sebuah tempat mendekati puncak Rengganis. Anehnya bila didekati suara pasar itu akan menghilang.Lompo Battang-Bawakaraeng
Pasar setan juga ada di tengah hutan Sulawesi Selatan, tepatnya di antara Gunung Lompo Battang dan Gunung Bawakaraeng. Konon, siapa yang kemping di sana bakal mendengar keramaian layaknya suasana pasar di malam hari. Pasar setan atau biasa dikenal masyarakat setempat dengan nama Pasar Anjaya sudah terkenal dikalangan para pendaki. Sebenarnya itu adalah suatu kawasan hutan yang luas dan punya panorama indah. Tapi mitos yang beredar, jadi bumbu tersendiri untuk pendakian Anda ke sana. _________________________________________________________________________________________________
Fenomena keberadaan pasar setan atau pasar bubrah sebenarnya telah banyak dikenal oleh penduduk setempat atau para pendaki gunung. Terlepas dari unsur mistis yang menaungi keberadaan pasar setan ini, maka sebenarnya dapat juga ditelaah secara lebih realistis.
Lokasi Keberadaan Pasar Setan
Rute sebuah jalur pendakian di suatu gunung biasanya dipilih berupa medan yang mudah dengan jalur yang tidak terlalu curam. Dalam hal seperti ini kadang ada satu jalur yang akan melewati punggung suatu bukit dengan kondisi yang agak datar. Daerah seperti ini biasanya akan dilewati pendaki sekaligus terkadang dipilih untuk tempat peristirahatan sementara sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak. Daerah punggung bukit inilah yang secara alami umumnya menjadi lokasi keberadaan pasar setan. Punggung bukit ini yang sering berupa bentangan menyerupai lapangan yang relatif datar. Dengan demikian lokasi seperti ini cocok juga untuk dijadikan tempat mendirikan kemah dengan menggunakan perlindungan dari semak-semak atau batu besar supaya terhindari dari angin kencang yang bertiup.
Karakteristik lain yang merupakan ciri-ciri pasar setan adalah daerah ini sudah tidak lagi memiliki banyak pepohonan tinggi dan berbatang besar. Pada daerah ini hanya tinggal semak-semak perdu dengan ketinggian kurang dari dua meter. Dengan demikian angin sangat terasa sekali mengenai tubuh manusia yang sedang berada di daerah ini.
Pada lokasi punggung bukit seperti ini hampir selalu dipastikan pada waktu malam merupakan tempat angin bertiup kencang. Angin malam biasanya akan bertiup dari bawah melewati lereng-lereng secara cepat. Pada saat melewati punggung bukit ini akan bertiup dan memberikan fenomena suara yang berisik. Hal seperti inilah yang kemudian membuat sensasi keriuhan yang dianggap sebagai suara menyerupai suasana pasar. Dengan demikian daerah inilah oleh banyak orang dianggap sebagai daerah pasar setan, karena pasar yang sebenarnya tidak terlihat dan hanya suaranya saja yang terdengar.
Pasar Setan Memakan Korban
Di lokasi pasar setan sering dikabarkan memakan korban orang atau pendaki gunung meninggal dunia. Hal ini sebenarnya dapat mudah dimengerti karena perjalanan mendaki gunung biasanya akan memerlukan tempat untuk beristirahat sementara. Salah satu pilihan orang untuk beristirahat kemungkinan besar adalah dipilih daerah di sekitar pasar setan ini. Tentu saja dipilih hal ini karena relatif sudah dekat dengan puncak, daerah ini relatif datar sehingga mudah untuk mendirikan tenda atau sekedar berlindung di bebatuan. Pada saat beristirahat seperti inilah sering terjadi kasus orang kedinginan dan menderita hipotermia misal karena cuaca di atas yang relatif ekstrim seperti turun hujan besar dan kabut gelap. Dengan demikian dapat dimengerti jika banyak korban meninggal dunia yang berlokasi di daerah pasar setan.
Demikian juga kalau ada pendakian yang memaksa kondisi darurat ada yang jatuh kecelakaan atau yang lainnya, maka tempat yang dipilih untuk menunggu sementara adalah di pilih di daerah sekitar pasar setan ini. Dengan berada di tempat ini maka penyelamat relatif dapat mudah mencari dan menemukan korban sehingga tindakan evakuasi dapat segera ditangani.
Orang melakukan pendakian gunung sangat sering melakukannya pada malam hari dalam rangka tujuan melihat matahari terbit dari puncak gunung. Selain itu jika pendakian dilakukan malam hari maka udara juga tidak terlalu panas oleh terik matahari. Perjalanan seperti ini dapat diatur oleh pendaki yang berpengalaman untuk dapat mencapai puncak sebelum matahari terbit. Namun kadang ada juga pendaki yang naik sore hari sehingga dapat sampai puncak sebelum pagi untuk beristirahat di tengah perjalanan. Tempat perjalanan seperti ini biasanya juga dipilih daerah sekitar pasar setan.
Untuk pendakian yang dilakukan pada siang hari. Tentu saja akan memerlukan waktu untuk menginap di atas gunung. Biasanya mereka akan membawa peralatan tenda untuk camping cukup lengkap. Hal ini karena mereka perlu meluangkan waktu menginap semalaman sebelum melanjutkan pendakian ke puncak pada pagi harinya. Lokasi daerah penginapan yang dipilih pun di daerah sekitar pasar setan.
Jadi memang wajarlah kalau keberadaan pasar setan ini menjadi terkenal karena hampir banyak orang dan pendaki gunung selalu melewati daerah ini khususnya saat perjalanan pendakian malam hari.
Keangkeran Pasar Setan
Dalam banyak cerita, biasa dikabarkan cerita tentang penampakan sosok menyerupai orang yang berada di lokasi pasar setan. Bahkan ada satu blog yang memuat cerita tentang fenomena pasar setan di gunung Sumbing oleh penulis yang mengaku dari tim mapala satu daerah.
Di rute pendakian di gunung Sumbing setelah lokasi Tanjakan Setan ternyata saat beristirahat diketahui menampakkan keramaian seperti pasar. Di sana bahkan kemudian dijumpai sesosok jasad bersemedi yang sudah membeku yang terlihat oleh seluruh anggota. Walaupun setelah akan diabadikan dengan kamera, hal ini tidak berhasil. Di lokasi berdekatan bahkan mereka menjumpai beberapa sosok lima sosok wanita menempel di perbukitan yang terlihat jelas oleh beberapa anggota rombongan.
Suasana mistis yang sama kemungkinan besar juga pernah dihadapi oleh banyak pendaki di lokasi jalur pendakian gunung yang lain. Misal di gunung Slamet, lokasi pasar bubrah yang ada bahkan cenderung lebih terkesan angker. Untuk jalur pendakian dari Kutabawa, harus melewati pasar bubrah yang cukup luas sebelum mencapai daerah puncak gunung.
Keangkeran seperti ini dapat saja dipahami karena suasana saat itu mendukung, kelelahan pendaki setelah berjalan jauh, kegelapan malam dan faktor kondisi alam akibat tekstur gunung, seringkali menyebabkan terjadinya halusinasi. Dari sisi alam ghaib, memang tidak dipungkiri bahwa bisa jadi jin akan muncul menampakkan diri untuk menggoda dan mengganggu iman para pendaki. Toh kita memang wajib beriman pada keberadaan hal-hal yang ghaib sepanjang tidak sampai membawa ke kemusyrikan.
Suasana angker di daerah pasar setan seringkali ditambah akibat keberadaan bekas nisan atau monumen prasasti untuk memperingati meninggalnya pendaki di lokasi itu. Untuk diketahui bahwa di lokasi itu, sebenarnya tidak ada kuburan. Jadi kalau ada pendaki yang meninggal dunia maka selalu akan dibawa turun untuk dimakamkan oleh pihak keluarga di daerah asalnya atau tempat lain. Kalau ada bentuk semacam kuburan, maka itu sebenarnya hanya penanda saja atau lebih berupa prasasti peringatan. Tetapi memang keberadaan hal ini menjadi lokasi terlihat lebih menyeramkan.
Lokasi pasar setan di siang hari
Pada siang hari, keberadaan pasar setan akan tidak terasa oleh pendaki. Hal ini karena keberadaan sinar matahari yang mampu menerangi seluruh daerah. Pendaki umumnya lebih terpukau pandangannya oleh pemandangan alam yang tersaji luas. Keindahan alam seperti ini betul-betul akan menarik perhatian dan dapat melupakan keberadaan pasar setan yang ada sebelumnya.
Bayangan keangkeran di siang hari biasanya akan musnah, karena di siang hari kondisi angin relatif lebih kecil sehingga suara ribut pun menjadi tidak terdengar. Namun seandainya mengalami gejala angin ribut di lokasi itu pada siang hari, maka fenomena suara-suara pasar setan pun akan terdengar kembali dalam nuansa yang berbeda.
Walau bagaimanapun di siang hari di lokasi pasar setan ini, kewaspadaan dan pantangan untuk selalu menjaga tingkah laku kita tetap harus dilakukan. Sering tingkah laku yang kelewatan atau sikap yang sombong membuat kita lalai, padahal lokasi jalur pendakian sering kali menyesatkan atau rawan dengan kejadian kecelakaan. Oleh karena itu kita tetap selalu menjaga konsentrasi dan perhatian kita selama pendakian.
Kesimpulan
Pasar setan diduga bukan satu fenomena yang benar-benar ada. Fenomena ini muncul karena kondisi daerah gunung yang mungkin menyebabkan terjadinya suasana yang terasa menyerupai suasana pasar sehari-hari. Wallahu alam. Meskipun tidak ada bukti fisik kuat yang mendukung keberadaan pasar setan ini, hal ini dapat kita gunakan untuk selalu mengingatkan para pendaki gunung agar senantiasa menjaga perilaku dan kehati-hatian selama perjalanan pendakian, baik saat sedang mendaki ataupun dalam perjalanan pulang.
Kalau sudah seperti ini diharapkan kegiatan pendakian akan berjalan selamat, tidak terjadi sesuatu hal yang merugikan kita. Dengan demikian kegiatan pendakian tetap memberikan pengalaman di alam terbuka yang baik dan berkesan bagi para pendaki.
Baca Juga:
Source : belantaraindonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar